KOMPONEN DASAR MINYAK/LEMAK ALAMIAH
Minyak kelapa sawit / Crude Palm Oil (CPO) merupakan material utama dalam pembuatan dan
pengolahan produk-produk turunannya, baik dalam produk makanan, atau yang bukan
makanan. Sehingga untuk dapat melakukan analisa dalam produk produk turunan
dari CPO, perlu diketahui terlebih dahulu komponen-komponen yang terkandung
dalam CPO terlebih dahulu. Adapun komponen-komponen yang terkandung di dalamnya
antara lain :
a)
Trigliserida
Trigliserida adalah komponen utama dari lemak penyimpan atau depot lemak pada sel tumbuhan dan hewan. Trigliserida merupakan suatu lipida yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit penyusun dan merupakan ester dari alkohol gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Sifat fisika dan kimia bahan gliserida dalam minyak sawit inilah yang menunjukkan kualitas minyak sawit, yang pada gilirannya akan menentukan kesesuaian minyak dalam berbagai proses dan aplikasi. Minyak dan lemak dalam bentuk umum tidak berbeda trigliseridanya, hanya berbeda dalam bentuk wujud. Disebut minyak jika berbentuk cair dan lemak jika bentuknya padatan. Trigliserida adalah senyawa kimia yang terdiri dari ikatan gliserol dengan 3 molekul asam lemak.
Gambar 1.
Struktur trigliserida
Adapun
asam lemak penyusun dari minyak sawit sendiri pun terdiri dari bermacam-macam
asam lemak. Komposisi asam lemak pada minyak kelapa saawit ditunjukkan dalam
tabel berikut.
Gambar 2. Struktur monogliserida
dan digliserida
Asam Lemak
|
% Terhadap Asam Lemak Total
|
|
Kisaran
|
Rata-rata
|
|
C12:0 Laurat
|
0.1 - 1.0
|
0.2
|
C14:0 Miristat
|
0.9 - 1.5
|
1.1
|
C16:0 Palmitat
|
41.8 - 45.8
|
44.0
|
C18:0 Stearat
|
4.2 - 5.1
|
4.5
|
C18:1 Oleat
|
37.3 - 40.8
|
39.2
|
C18:2 Linoleat
|
9.1 - 11.0
|
10.1
|
C18:3 Linolenat
|
0.0 - 0.6
|
0.4
|
C20:0 Arachidat
|
0.2 - 0.7
|
0.4
|
a)
Monogliserida
dan Digliserida
Monogliserida
dapat dihasilkan melalui reaksi antara berbagai substrat dengan gliserol.
Monogliserida dan digliserida, keduanya mempunyai sifat hidrofilik karena gugus
hidroksil bebas yang dimilikinya dan juga bersifat hidrofobik karena adanya
residu asam lemak. Monogliserida dan digliserida larut parsial dalam air dan
dalam lemak, sehingga monogliserida dan digliserida merupakan zat pengemulsi
yang baik. Adapun struktur kimia mongliserida dan digliserida sebagai berikut.
a)
Senyawa Fosfatida
Senyawa Fosfatida
Gambar 3. Struktur fosfatida
Senyawa ini dapat dianggap sebagai senyawa
trigliserida yang salah satu asam lemaknya digantikan oleh phosphoric acid.
Senyawa fosfatida yang terpenting dalam CPO ialah lechitine yang akan berfungsi sebagai antioksidan
dalam minyak sawit.
a)
Senyawa
pigmen
Zat
warna dalam minyak terdiri dari 2 golongan, yaitu zat warna alamiah dan warna
hasil dari hasil degradasi. Zat warna alamiah adalah zat warna yang terkandung
dalam minyak yang ikut terekstrak pada saat proses ekstraksi. Zat warna yang
termasuk golongan ini terdiri dari α dan β karoten, xanthofil, klorofil dan
anthosyanin. Zat warna ini menyebabkan minyak berwarna kuning, kuning
kecoklatan, hijau, dan kemerah-merahan.
Pigmen
berwarna merah jingga atau kuning disebabkan oleh karetenoid yang bersifat
larut dalam minyak. Karetenoid merupakan persenyawaan hidrokarbon yang akan
larut dalam minyak. Sehingga ketika dihidrogenasi maka karoten akan ikut
terhidrogenasi yang menyebabkan intensitas warna minyak turun. Karotenoid tidak
stabil pada suhu tinggi, dan jika minyak dialiri uap panas maka warna kuning
akan hilang. Akan tetapi, warna karotenoid tidak dapat dihilangkan dengan
proses oksidasi.
Gambar 4. Struktur
α-karoten dan β-karoten
Adapun warna
hasil degradasi berwarna gelap, yang disebabkan oleh proses oksidasi terhadap
tokoferol.
b)
Air
Air
terkandung dalam buah sawit. Sehingga ketika dilakukan ekstraksi sebagian air
ikut terekstrak. Akan tetapi kandungan air dalam minyak sawit ini harus
dikontrol dikarenakan air merupakan bahan perangsang tumbuhnya mikroorganisme
lipolitik, karena itu di dalam perdagangan, kadar ini juga menentukan kualitas
minyak. Jika kandungan air dalam minyak tinggi, maka dapat menaikkan asam lemak
bebas selama selang waktu tertentu.
c) Logam
Beberapa logam memang terkandung di
dalam minyak sawit. Logam ini bisa terkandung dalam minyak sawit karena tanaman
menyerap sejumlah logam selama musim tanam dan selama pengolahan lemak dan
minyak. Sebagian besar berbahaya bagi kualitas produk dan kesehatan manusia
serta mengurangi efisiensi proses. Seperti contohnya Cu, Fe, Mn, dan Ni secara
substansial dapat mengurangi stabilitas dengan memicu oksidasi lemak dan minyak
serta dapat menjadi katalis terjadinya reaksi. Sedangkan Ca, Na dan Mg
mengurangi efisiensi penyulingan, degumming, bleaching, dan
sistem hidrogenasi.
a)
Senyawa Karbonil
Senyawa
karbonil ada dalam kandungan minyak sawit dikarenakan adanya proses pemanasan
minyak pada suhu tinggi akan menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi yang
diawali dengan pembentukan senyawa peroksida yang selanjutnya terurai menjadi
aldehid, keton, asam lemak bebas dan senyawa polimer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar